UNDUR-UNDUR DIANGGAP MUJARAB UNTUK DIABETES, BENARKAH?
Laporan: Dhee
LEBAK, BeritaKilat.com — Belakangan ini, masyarakat kembali membicarakan khasiat undur-undur sebagai obat tradisional untuk penyakit diabetes melitus. Serangga kecil yang hidup di pasir ini dipercaya mampu menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan metabolisme tubuh. Namun, benarkah demikian?
Di sejumlah wilayah di Banten, termasuk Kabupaten Lebak, sebagian warga masih mengonsumsi undur-undur sebagai ramuan alternatif. Cara konsumsi pun beragam, mulai dari ditelan hidup-hidup hingga dikeringkan lalu diseduh air hangat. Mereka meyakini serangga ini memiliki unsur alami yang bekerja menurunkan gula darah.
Salah seorang warga Kecamatan Panggarangan, Ujang (52), mengakui pernah mencoba mengonsumsi undur-undur untuk mengontrol diabetesnya. “Saya coba karena banyak yang bilang manjur. Setelah rutin minum rebusannya, badan jadi lebih enteng, tapi saya tetap minum obat dari dokter,” ujarnya.
Sementara itu, tenaga kesehatan di Puskesmas setempat menjelaskan bahwa manfaat undur-undur belum terbukti secara ilmiah. Penelitian yang ada masih sebatas uji laboratorium dan belum cukup untuk menyatakan bahwa serangga ini efektif menggantikan obat medis. “Kami tidak melarang penggunaan herbal atau bahan tradisional. Namun pasien harus tetap mematuhi pengobatan utama dan memantau kadar gula darah secara berkala,” kata salah satu perawat yang enggan disebut namanya.
Meski demikian, sejumlah ahli herbal menilai keberadaan antioksidan dan zat antiinflamasi pada undur-undur bisa memberi efek pendamping dalam menurunkan kadar glukosa darah. Namun mereka mengingatkan risiko kebersihan, alergi, serta cara konsumsi yang tidak terstandar.
Para tenaga medis menegaskan bahwa diabetes adalah penyakit kronis yang membutuhkan kontrol jangka panjang. Pengobatan alternatif hanya boleh menjadi pendamping, bukan pengganti obat dokter. Penggunaan undur-undur secara berlebihan juga tidak disarankan karena belum ada kajian yang memastikan dosis aman.
Di tengah maraknya informasi obat tradisional, masyarakat diimbau agar tetap berhati-hati terhadap klaim penyembuhan yang belum terbukti. Edukasi kesehatan dan konsultasi dengan dokter tetap menjadi langkah terbaik untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. (*)

Posting Komentar