Proyek Siluman di Pekondoh: Drainase Asal Jadi, Kualitas Amburadul, Pengawas Ngaku Tak Tahu Pemiliknya
Tanggamus,BeritaKilat.com —Pembangunan proyek drainase di Dusun Sawah Atas, Pekon Pekondoh, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, menuai sorotan tajam. Proyek yang dibiayai uang negara ini dituding dikerjakan secara asal-asalan, tanpa transparansi, dan diduga kuat tidak sesuai dengan spesifikasi teknik. Sabtu (27/12/2025).
Berdasarkan pantauan di lapangan, tidak ditemukan adanya papan informasi proyek di lokasi kegiatan. Hal ini melanggar Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Tanpa papan nama, masyarakat buta akan nilai kontrak, sumber dana, hingga perusahaan pelaksana proyek tersebut.
Ironisnya, saat tim media melakukan konfirmasi kepada pengawas pekerjaan di lokasi, ia justru memberikan jawaban yang mencengangkan.
”Saya tidak tahu siapa pemilik proyek ini, termasuk volumenya berapa saya juga tidak tahu,” cetus sang pengawas dengan nada acuh saat ditanya mengenai detail pekerjaan.
Temuan di lapangan mengungkap berbagai kejanggalan teknis yang sangat kasat mata:
• Material Campuran: Material batu yang digunakan terdiri dari campuran batu bulat dan batu pecah, yang secara teknis mengurangi daya ikat semen.
• Adukan Semen “Irit”: Komposisi adukan semen dinilai sangat rapuh dan tidak memenuhi standar konstruksi bangunan permanen.
• Pondasi Mengambang: Di salah satu titik, pondasi drainase nampak tidak digali sama sekali. Batu dasar terlihat diletakkan begitu saja di atas permukaan tanah sehingga posisinya ‘mengambang’.
• Polesan Semen Tipis: Bagian dasar drainase hanya diplester secara tipis dan ditutup acian semen menggunakan kuas untuk sekadar menutupi cacat fisik.
• Bangunan ‘Rehab’ Rasa Baru: Di beberapa sudut, terlihat kontraktor hanya melakukan penambahan atau perbaikan dari bangunan lama, namun seolah-olah dilaporkan sebagai pekerjaan baru.
Selain drainase, tim media juga menemukan pembangunan dua buah gorong-gorong yang kondisinya memprihatinkan. Susunan besi tulangan yang digunakan sangat minim dan jauh dari standar keamanan struktur, sehingga dikhawatirkan tidak akan mampu menahan beban kendaraan dalam jangka panjang.
Ketidakjelasan dan buruknya kualitas proyek ini memicu keresahan warga setempat. Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya.
”Proyeknya tidak jelas punya siapa, kerjanya juga asal jadi. Kalau begini terus, baru sebentar dipakai pasti sudah hancur lagi. Kami masyarakat yang dirugikan kalau kualitasnya begini,” keluhnya.
Warga berharap pihak terkait, baik dari Dinas Pekerjaan Umum maupun instansi pengawas lainnya, segera turun ke lapangan untuk mengevaluasi dan mengkaji ulang proyek tersebut sebelum dilakukan serah terima/PHO. (zaini)

Posting Komentar