Wakil Rakyat Meradang!!! Ribuan Karateka Tanggamus Dicoret dari POPKAB 2025, Ada Apa dengan Dispora?
Tanggamus,BeritaKilat.com – Suhu panas politik olahraga kembali membara di Kabupaten Tanggamus. Ribuan atlet karate yang tergabung dalam Federasi Olahraga Karatedo Indonesia (FORKI) Tanggamus merasa dikhianati. Harapan mereka untuk tampil di ajang bergengsi tahunan Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (POPKAB) 2025 kandas setelah cabang olahraga karate secara mengejutkan tidak masuk dalam daftar pertandingan.
Kabar ini membuat geger masyarakat dan para orang tua atlet yang telah membina anak-anak mereka sejak usia dini untuk berprestasi melalui jalur karate. Padahal, karate merupakan salah satu cabang yang paling diminati dan berkembang pesat di hampir seluruh kecamatan, hingga pelosok seperti Ulu Belu.
Jasril, salah satu tokoh FORKI Tanggamus, menyampaikan kekecewaannya yang mendalam terhadap panitia POPKAB. Ia menyebut keputusan sepihak ini telah mencederai semangat ribuan karateka muda yang selama ini berlatih keras demi membawa nama baik daerah.
“Kami sudah membina atlet sejak usia dini. POPKAB adalah ajang unjuk gigi sebelum ke tingkat POPDA. Kalau tidak diberi panggung di daerah sendiri, untuk apa kami membina?” tegas Jasril.
Menurutnya, banyak pertanyaan dari orang tua para atlet yang mempertanyakan kenapa anak-anak mereka tidak diikutsertakan, padahal setiap tahun karate selalu hadir dalam ajang O2SN yang dinaungi Dinas Pendidikan.
Menanggapi aduan tersebut, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Tanggamus, Zudarwansyah, langsung bereaksi keras. Ia mempertanyakan keputusan panitia dan menyoroti ketidakadilan yang dirasakan FORKI Tanggamus.
“Ini bukan soal suka atau tidak suka. Ini soal masa depan olahraga kita. Cabor karate sudah terbukti menyumbang banyak prestasi, kenapa justru disingkirkan?,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Jumat (30/5/2025).
Ia juga menyinggung kemungkinan adanya konflik personal antara pejabat Dispora dengan pengurus FORKI.
“Kalau ada masalah pribadi, jangan bawa organisasi. Jangan anak-anak jadi korban. Ini tidak bisa ditoleransi!” tegasnya.
Zudarwansyah bahkan mengungkap kejanggalan lain: cabor seperti tinju, menembak, dan panahan justru dipertandingkan, padahal keberadaan sasananya di Tanggamus masih dipertanyakan.
Ketua Komisi IV DPRD Tanggamus, Romzi Edi, turut bersuara dan memastikan akan segera memanggil pihak-pihak terkait, termasuk Dispora, panitia POPKAB, KONI, dan FORKI.
“Jika memang ditemukan pelanggaran regulasi, kami akan ambil langkah tegas. Tidak boleh ada yang dirugikan, terutama atlet muda kita yang sudah berjuang keras,” katanya saat dikonfirmasi.
Romzi menegaskan bahwa pemanggilan akan dilakukan dalam waktu dekat. Ia berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran agar dunia olahraga di Tanggamus tidak dijadikan alat kepentingan kelompok tertentu.
Kisruh ini menunjukkan bahwa pembinaan atlet tidak bisa diserahkan pada kebijakan sepihak. Ketika prestasi dikorbankan demi kepentingan kelompok, maka yang hancur adalah semangat generasi muda. (zaini)
Posting Komentar