Menelisik Dugaan Pelecehan Seksual di SMKN 2 Rangkasbitung : Jangan Biarkan Dunia Pendidikan Tercoreng oleh Moral Buruk Pendidik
Kasus dugaan pelecehan yang menyeret oknum Kepala SMKN 2 Rangkasbitung bukan sekadar isu internal sekolah. Ia adalah alarm keras yang mengguncang sendi moral dunia pendidikan kita.
Seorang kepala sekolah bukan hanya pejabat struktural, melainkan figur teladan. Ia berdiri di depan untuk mendidik, membimbing, dan memberi contoh akhlak mulia bagi guru dan peserta didik. Jika teladan itu rusak karena perilaku tercela, maka hilanglah wibawa pendidikan.
Dalam budaya timur dan nilai keislaman yang dipegang masyarakat Banten, kesusilaan adalah pondasi kehormatan. Pelecehan adalah bentuk pengkhianatan terhadap nilai akhlak, budi pekerti, dan martabat manusia. Bagaimana mungkin dunia pendidikan bisa melahirkan generasi bermoral jika pemimpinnya justru memberi contoh yang bertolak belakang?
Musyawarah memang penting, namun tidak boleh menjadi alasan untuk menutup mata. Dugaan pelecehan bukan persoalan yang bisa didiamkan dalam ruang tertutup. Ia harus ditangani dengan serius, transparan, dan jika terbukti, diberikan sanksi tegas. Karena menjaga marwah pendidikan berarti menjaga moral bangsa.
Jika benar terbukti, tindakan oknum tersebut bukan saja aib pribadi, tetapi juga noda hitam dalam sejarah sekolah. Masyarakat tidak boleh membiarkan dunia pendidikan yang seharusnya berlandaskan akhlak mulia dikotori oleh perilaku menyimpang. (Red)
Posting Komentar