Sekolah Lama Direvitalisasi, SMPN 5 Rangkasbitung Siap Wajah Baru Tahun Ini, Kepsek : Ini Kenang - Kenangan Saya Untuk SMPN 5 Rangkasbitung
LEBAK, beritakilat.com – Di tengah kebijakan efisiensi fiskal nasional, dunia pendidikan di daerah tidak dikesampingkan. Tahun anggaran 2025, SMP Negeri 5 Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, tercatat sebagai salah satu penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Revitalisasi, dengan total nilai lebih dari Rp2,3 miliar.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari Program Revitalisasi Satuan Pendidikan (Progvit-SP) yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sebagai amanat langsung dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan nasional.
Menurut informasi yang dihimpun beritakilat.com, anggaran Rp2,3 miliar lebih tersebut dialokasikan untuk empat komponen utama di SMPN 5 Rangkasbitung:
Rehabilitasi ruang kelas
Pembangunan laboratorium komputer
Pembangunan ruang UKS
Perbaikan dan penambahan toilet siswa
Kepala Bidang SMP Disdikbud Lebak, Ibnu Wahidin, menegaskan bahwa penyaluran bantuan tersebut merupakan hasil seleksi ketat berdasarkan data real-time yang tercatat dalam sistem Dapodik.
“Kondisi sekolah seperti SMPN 5 Rangkasbitung memang membutuhkan perhatian serius. Banyak fasilitas penting seperti ruang kelas dan toilet yang tidak lagi memenuhi standar. Maka itu, dengan dana lebih dari Rp2,3 miliar ini, kami ingin memastikan proses revitalisasi bukan hanya selesai secara fisik, tapi juga tepat sasaran dan berdampak langsung bagi peserta didik,” ujar Ibnu.
Sekolah: Ruang Kelas Rusak, Toilet Kurang, UKS Belum Layak
Kondisi infrastruktur di SMPN 5 Rangkasbitung memang sudah lama menjadi perhatian internal. Drs. Ahmad Yamin, Kepala Sekolah, mengakui bahwa berbagai fasilitas sudah tidak lagi layak digunakan secara optimal.
“Beberapa ruang kelas sudah lapuk dan kurang nyaman untuk proses belajar. Toilet siswa jumlahnya tidak seimbang dengan populasi murid, dan ruang UKS belum memenuhi standar pelayanan kesehatan dasar di sekolah,” kata Yamin.
Ia juga menyoroti pentingnya laboratorium komputer di era digital. “Kami ingin siswa tidak hanya mengenal teknologi, tapi mampu menguasainya secara aplikatif. Laboratorium komputer adalah kunci ke sana,” tegasnya.
Swakelola: Pembangunan Melibatkan Warga Sekolah
Seluruh kegiatan revitalisasi akan dilakukan secara swakelola tipe I, artinya dikelola langsung oleh pihak sekolah melalui Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP). Pelaksanaannya tetap berada di bawah pengawasan teknis ketat oleh dinas terkait, konsultan, dan pengawas lapangan.
“Kami akan bertanggung jawab penuh atas penggunaan anggaran. Semua proses akan transparan, melibatkan guru, komite sekolah, dan masyarakat. Hasilnya nanti akan dilihat bukan dari fisik bangunan saja, tapi juga dari perubahan semangat belajar siswa,” ucap Ahmad Yamin optimis.
Dampak: Infrastruktur untuk Pendidikan yang Manusiawi
Pakar pendidikan menyebut bahwa perbaikan infrastruktur sekolah yang menyasar kebutuhan dasar seperti kelas, toilet, laboratorium, dan ruang kesehatan, merupakan bentuk pembangunan yang paling berdampak langsung pada kualitas pembelajaran.
Dalam jangka pendek, kenyamanan dan kesehatan siswa meningkat. Dalam jangka panjang, lingkungan belajar yang layak akan berbanding lurus dengan peningkatan prestasi dan mentalitas positif siswa.
Catatan Redaksi:
DAK bukan hanya sekadar dana pembangunan, tapi simbol kehadiran negara di ruang-ruang kelas pelosok. Beritakilat.com akan terus memantau jalannya revitalisasi ini hingga selesai, untuk memastikan bahwa setiap rupiah dari anggaran negara benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat.
Posting Komentar