"Bukan Melayani, Tapi Menyindir : PPWI Soroti Sikap Kasi Sarpras Dindik Lebak”
Lebak, beritakilat.com - Di tengah upaya publik mengawal transparansi anggaran pendidikan, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana (Kasi Sarpras) Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Teguh Iman Rosadi, justru menunjukkan sikap yang dinilai arogan dan tertutup dari kontrol sosial. Kalangan jurnalis, aktivis, hingga pengurus PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) Lebak menyesalkan perilaku pejabat publik yang seharusnya mengedepankan pelayanan, bukan menyindir dan menghindar.
Sejumlah wartawan mengaku telah berulang kali berupaya melakukan konfirmasi terkait proyek rehabilitasi dan revitalisasi SMP Negeri di Lebak yang dikerjakan dengan skema swakelola. Namun, Teguh tak kunjung bisa ditemui secara langsung, bahkan ketika waktu sudah disesuaikan dengan ketersediaannya.
“Sudah tiga kali saya datang ke kantornya. Lewat telepon pun kami minta waktu, fleksibel saja sesuai jadwal beliau. Tapi jawabannya selalu sama: sedang di luar,” ujar salah satu wartawan lokal, Jum’at (1/8/2025).
Kekecewaan itu pun diungkapkan dalam pesan WhatsApp oleh salah satu wartawan:
"Ini baru jadi Kasi, bagaimana kalau sudah jadi Kadis? Begini saja sudah susah ditemui untuk sekadar klarifikasi.”
Disingung jangan merasa sempurna dan bersih menyangkut dengan kegiatan meski selalu dilakukan pengawasan.
Namun yang diterima bukan klarifikasi, melainkan balasan menyindir:
“Mungkin [nama wartawan] yang paling bersih, sehingga bisa berasumsi seperti itu.”
Tak hanya itu. Saat diingatkan bahwa pejabat publik digaji rakyat, diberi fasilitas, dan berkewajiban memberikan informasi, Teguh malah menjawab:
“Oeh salah saya pakai mobil pinjaman.”
“Saya pakai gaji saya.”
“Siap saya melayani sesuai pengangkatan saya sebagai ASN.”
“Pasti itu. Salahnya di mana?”
Ketika disinggung soal implementasi UU ASN No. 20 Tahun 2023 yang mengatur prinsip akuntabilitas, integritas, dan keterbukaan dalam pelayanan publik, Teguh tetap menjawab bahwa dirinya hanya bekerja sesuai SK pengangkatan, bukan berdasarkan sumpah jabatan ASN.
Percakapan berakhir menjelang salat Jumat, saat Teguh menutup komunikasi dengan menulis:
“Untuk sementara saya siap-siap sholat Jumat dulu ya. Setelah itu masih harus melihat pembangunan di sekolah. Wassalamualaikum.”
PPWI Lebak Bereaksi Keras: Ini Alarm Buruk untuk Reformasi ASN
Ketua PPWI Lebak, Abdul Kabir, turut mengecam sikap tertutup dan penyampaian bernada sinis dari Teguh Iman Rosadi. Ia menilai, perilaku tersebut mencederai semangat keterbukaan informasi publik dan bertentangan dengan semangat reformasi birokrasi.
“Jelas, ini bentuk arogansi jabatan. Seorang ASN itu digaji dari uang rakyat. Ketika publik, termasuk wartawan, meminta klarifikasi yang menyangkut kepentingan masyarakat, pejabat seharusnya menjawab dengan data, bukan pernyataan menyindir,” tegas Abdul Kabir
PPWI Lebak juga meminta Bupati Lebak dan Kepala Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi kinerja serta etika komunikasi pejabat struktural, terutama yang bersentuhan langsung dengan penggunaan dana publik di sektor pendidikan.
“Kalau mental ASN seperti ini dibiarkan, maka keterbukaan hanya jadi slogan. Kami mendesak ada teguran atau langkah pembinaan dari pimpinan langsung,” tambahnya.
Sampai berita ini ditayangkan, belum ada klarifikasi resmi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak. Publik dan organisasi pers seperti PPWI menunggu sikap tegas dari pihak berwenang agar kepercayaan terhadap birokrasi tak terus terkikis. (EM-16)
Posting Komentar