Kota Bekasi, BeritaKilat.com - Kekisruhan anggaran publikasi di pemerintahan kota Bekasi tidak jelas terkesan tebang pilih, Diduga ada permainan oknum humas Pemkot Bekasi.
Ketua Barisan Patriot Bela Negara Kota Bekasi Frits Saikat mempertanyakan soal anggaran publikasi yang diploting penyerapannya oleh sejumlah Perusahaan Media di Kota Bekasi.
Sampai berita kedua ditayangkan, terkesan membela diri dan saling melempar bola. Pada hal jelas jumlah nilai anggaran tidak terbuka dan transparan, dan kemana saja anggaran itu, dan itu diakui oleh beberapa Pemimpin Redaksi media.
Bisa kita lihat banyak yang aneh anggaran media tidak rata, terkesan dimana ada kedekatan dengan oknum Humas Pemkot Bekasi, Muchlis.
Bisa kita lihat berapa jumlahnya, dan ke siapa aja anggaran itu diserap. Saya dapat aduan bahkan media yang wartawannya tidak pernah berkontribusi di kota bekasi juga dapat anggaran itu,” ungkap Frits, Rabu (8/5/2024).
Jangankan untuk Lembaga Lembaga yang ora danta kinerjanya kalau mengajukan ke Muchlis Humas Pemkot Bekasi, langsung anggaran dialokasikan.
Tapi kalau urusan insan Pers sebagai garda terdepan dalam menyuarakan dan mensosialisasikan apa yang menjadi masyarakat menjadi tau malah diabaikan.
Kemarin sempat diberitakan beberapa fasilitas yang terpantau makin berkurang bahkan hilang sama sekali seperti komputer, Bahkan di ruang Pers Release dikunci” kata Frits berapi api.
Sejak diberitakan langsung disediakan kopi, gula juga teh serta air isi ulang itu saya sendiri lihat. Untuk fasilitas monitor dan PC komputer dengan tegas ibu Kabag Humas Pemkot Bekasi langsung bicara sedang dipesan kembali, Jadi rekan rekan media diharapkan sabar.
Terdengar rumor tidak sedap terkait berita kemarin yang katanya sudah clear dengan pemimpin Redaksi Warta Sidik bung Tommy. Saya langsung chat yang bersangkutan mempertanyakan apakah benar sudah ada perdamaian atau kesepakatan damai.
Kan saya orangnya teliti biar tau kebenarannya sendiri, Dengan tegas bung Tommy bilang tidak ada kesepakatan damai. Muchlis memang tlp dan menjelaskan duduk permasalahannya, Tapi bukan serta merta dianggap selesai.
Apalagi ada rumor disalah satu Grop Muchlis ada bicara mau mensomasi media Warta Sidik, Bung Tommy menangapi dengan senyum seperti khasnya beliau yang murah senyum.
Beliau cukup bilang silahkan kalau yang bersangkutan tidak terima dengan pemberitaan yang dikata tidak ada konfirmasi dulu dengan yang bersangkutan.
Sejak dulu setiap berita news terupdate tidak pernah ada konfirmasi sebelum naik. Percuma ada Hak Jawab dan Hak Sanggah.
Kalau berita terkait diduga pungli dll setau bung Tommy tidak ada konfirmasi, beliau selalu mengajarkan wartawannya bila menemukan kejanggalan yang sudah menyusahkan atau merugikan masyarakat asal punya data dan bukti A 1 langsung hajar berita naik.
Buat apa dikonfirmasi, Yang ada berita tidak naik akhirnya ada kesepakatan damai 86 dilapangan. Itu yang membuat polah mendidik wartawan menjadi wartawan jalean atau 86.
Urusan benar dan tidaknya berita, Yang bersangkutan bisa memberikan hak jawab dan hak sanggah.
Jadi saya tidak pernah mengajarkan wartawan saya di beberapa kota dan kabupaten didaerah daerah untuk bermain 86″. Ucapnya.
Kalau sampai ke ranah hukum ya tinggal para penegak hukum yang mencari kebenarannya jangan penegak hukum mau terima bersihnya saja. Tidak mau memeriksa kebenaran yang sudah diberitakan.
Kembali terkait Advetorial sejumlah media yang menerima anggaran melalui advertorial di Pemerintah Kota Bekasi memang tidak merata nilainya. Bahkan itu sering dipertanyakan oleh perusahaan media itu sendiri, kenapa bisa berbeda nilai advertorialnya.
Biasa sistim Case back itu sudah lumrah Menurut Frits peran media sangat penting dalam ukuran besar kecilnya sebuah kota. Bahkan media seharusnya diutamakan mengingat masuk pilar ke empat dalam demokrasi.
“Kita berharap ada kesetaraan media dan serapannya juga tepat sasaran jangan media yang jarang di kota Bekasi yang diutamakan, timbul dugaan apa ada komisi makanya dibedakan, kalo ora mau dibilang mandul bikin dong program yang membidik insan Pers sebagai Mitra Pemerintah Kota” Pungkas Frit. (Tim)